Membangun Generasi Berakhlak Mulia Melalui Pendidikan Agama dan Budi Pekerti di SMP
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah fase krusial dalam membentuk karakter siswa, dan salah satu pilar utamanya adalah Pendidikan Agama dan Budi Pekerti (PABP). Mata pelajaran ini memegang peranan penting dalam membangun generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki fondasi moral dan spiritual yang kuat. Di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, nilai-nilai luhur seringkali tergerus, sehingga PABP menjadi benteng pertahanan untuk menanamkan etika, moral, serta keimanan pada diri siswa sejak dini.
Melalui PABP, siswa diajarkan untuk memahami ajaran agama masing-masing, menginternalisasi nilai-nilai kebaikan, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada hari Senin, 17 Juni 2024, di SMP Harapan Bangsa Jakarta, dilaksanakan kegiatan bakti sosial sebagai implementasi dari materi PABP tentang kepedulian sosial. Siswa diajak untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar, membantu sesama, dan memahami pentingnya berbagi. Kegiatan semacam ini tidak hanya meningkatkan pemahaman teoritis, tetapi juga mengasah empati dan jiwa sosial siswa.
Selain itu, PABP juga fokus pada pengembangan budi pekerti, yang mencakup perilaku sopan santun, kejujuran, disiplin, toleransi, dan rasa hormat terhadap sesama. Pembelajaran tidak hanya terbatas pada ruang kelas, tetapi juga melalui teladan dari guru, interaksi antar siswa, serta kegiatan ekstrakurikuler yang relevan. Sebagai contoh, pada tanggal 10 Juli 2023, seluruh siswa kelas VIII SMP Tunas Bangsa di Surabaya mengikuti lokakarya “Etika Digital” yang diselenggarakan oleh Ibu Sinta, seorang guru PABP, bekerja sama dengan Bhabinkamtibmas setempat, Aipda Rudi Hartono. Lokakarya ini bertujuan untuk mengajarkan siswa tentang etika berkomunikasi di media sosial dan bahaya informasi palsu, sebuah isu yang sangat relevan untuk membangun generasi yang cakap digital namun tetap beretika.
Melihat urgensi ini, kurikulum PABP terus diperbarui agar relevan dengan tantangan zaman. Guru-guru PABP juga didorong untuk menggunakan metode pembelajaran yang inovatif dan interaktif, tidak hanya ceramah, melainkan juga diskusi kelompok, studi kasus, hingga proyek kolaboratif yang melibatkan nilai-nilai agama dan budi pekerti. Dengan pendekatan yang holistik, diharapkan PABP mampu membangun generasi yang tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif, memiliki integritas, dan siap menjadi agen perubahan positif di masyarakat. Inilah inti dari pendidikan PABP di SMP, sebuah upaya berkelanjutan untuk membentuk insan kamil yang berakhlak mulia.